Cara Mewujudkan Prestasi Diri Sesuai Kemampuan Demi Keunggulan Bangsa

Cara Mewujudkan Prestasi Diri Sesuai Kemampuan Demi Keunggulan Bangsa - Pada Artikel ini kita akan mempelajari tentang peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa. Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan bangsa.


Mewujudkan Prestasi Diri Sesuai Kemampuan

Prof Dr Ir BJ Habibie dan Ir Ciputra mereka adalah putra bangsa yang banyak perprestasi sesuai dengan potensi masing-masing.

Ir Ciputra salah satu pengusaha yang sukses dalam bidang properti dan peduli pada pendidikan, selain seorang yang sukses sebagai enterpreneur yang mampu menghasilkan berbagai projek di Indonesia.

Menurut Ir Ciputra entrepreneur bukanlah suatu hal yang bersifat mistik dan misterius, juga bukan soal bakat, tetapi bisa dibentuk melalui pelatihan dan pendidikan yang terarah sejak usia dini.

Sejak sekarang generasi muda harus punya keinginan yang berlipat, ngotot, dan bekeja keras menjadi wirausahawan. Enterpreneur mampu menciptakan peluang dan selalu menjadi inovator, juga berani mengambil resiko.

Selain itu salah satu kepeduliannya adalah berkenaan dengan dorongannya pada seseorang putra bangsa Indonesia bernama Umar Hasan Saputra yang telah berprestasi dengan menemukan Nutrisi Saputra dari IPB Bogor.

Ada 10 manfaat dari hasil temuannya yang diteliti sejak tahun 1992 sampai mendapatkan hasil pada tahun 2002, tetapi baru diumumkan secara luas tahun 2006.

Manfaat Nutrisi Saputra adalah menghemat pupuk, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, ramah lingkungan, mudah dibawa dan disimpan, tahan kekeringan, panen lebih cepat, penggunaan mudah, banyak gunanya dan ketersediaan stok barang. Selain itu lebih tahan hama, dan rendemen lebih tinggi.

Prof Dr Ir BJ Habibie selain dikenal sebagai mantan Wapres dan Presiden RI ke tiga, dikenal juga dengan prestasinya di bidang pesawat terbang dan kehliannya di bidang teknologi.

Beliau mendirikan The Habibie Center pada tanggal 10 November 1999 di Jakarta. Lembaga ini didirikan sebagai suatu kendaraan yang diharapkan dapat membawa rakyat Indonesia untuk memulai proses demokratisasi dan perlindungan hak asasi manusia yang berkelanjutan.

Sebagai seorang mantan Presiden beliau menyadari adanya suatu kebutuhan untuk mempromosikan dan mengembangkan konsep demokrasi di Indonesia.

The Habibie Center didirikan oleh Bachruddin Jusuf Habibie dan keluarga sebagai organisasi independen, non pemerintah dan non profit.

Dengan visi untuk memajukan usaha modernisasi dan demokratisasi di Indonesia yang didasarkan pada moralitas dan integritas budaya dan nilainilai agama, dan misi yang diemban adalah pertama, untuk menciptakan masyarakat demokratis secara kultural dan struktural yang mengakui, menghormati dan menjunjung tinggi HAM, serta mengkaji dan mengangkat isu-isu perkembangan demokrasi dan HAM. Kedua, memajukan dan meningkatkan pengelolaan SDM dan usaha sosialisasi teknologi.

Umar Hasan Saputra, Ir Ciputra dan Prof Dr Ir BJ Habibie merupakan orang-orang yang mempunyai potensi diri (bakat) di bidang masing-masing.

Hal ini dapat dilihat dari tiga hal yaitu 
  1. kemampuan di atas rata-rata, 
  2. kreativitas dan 
  3. tanggung jawab terhadap tugas. 

Ini berarti mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata dan punya ciri-ciri kreativitas seperti dikemukakan oleh Cholisin sebagai berikut :
  1. Dorongan ingin tahu besar
  2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
  3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
  4. Bebas dalam menyatakan pendapat
  5. Mempunyai rasa keindahan
  6. Menonjol dalam salah satu bidang seni
  7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
  8. Memiliki rasa humor tinggi
  9. Daya imajinasi kuat
  10. Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan, karangan, pemecahan masalah)
  11. Dapat bekerja sendiri
  12. Kemampuan elaborasi (mengembangkan atau memerinci) suatu gagasan.

Selain itu ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity), kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan menempuh resiko.

Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa “keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes standar semata, namun sebagai:
  1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.
  2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
  3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Anak jenius disebut juga anak berbakat taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat jarang ditemukan sedangkan anak berbakat banyak ditemukan di sekolah sekolah.

Ada lima macam keberbakatan, yaitu 

  1.  keberbakatan intelektual, 
  2.  keberbakatan akademik, 
  3.  keberbakatan kreatif, 
  4.  keberbakatan kepemimpinan dan sosial, dan 
  5.  keber-bakatan seni.

Analisis dari Bloom tentang lantip pada Peserta Olympiade Science, bahwa :

Pertama, memiliki kemampuan luar biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah besar waktu dan usaha untuk mencapai suatu standar yang tinggi. Karakteristik ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun dan menjadi semakin bertambah setelah orang-orang tersebut menerima pengajaran beberapa tahun.

Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik.

Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam bidang talent tersebut.


Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • fi sik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
  • diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa;
  • keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
  • kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
  • memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang (egalitarian) dan jujur;
  • perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
  • bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
  • mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa;
  • mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain;
  • memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, humor, dan pemahaman.

Karakteristik di atas biasanya dimiliki oleh mereka yang telah berprestasi. Prestasi akan mencapai hasil yang bagus jika dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan bakat (lantip) dipenuhi.

Hal ini bisa diperoleh dari guru yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
  1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
  2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fi sik maupun psikis
  3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
  4. Penuh pengertian
  5. Mempunyai sifat toleransi
  6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
  7. Bersikap ingin tahu

Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan oleh Sujiyanto yaitu :

1. Kreatif dan inovatif

Kreatif dan inovativ merupakan upaya memiliki daya cipta, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu hal. Sedangkan inovatif berarti memperkenalkan sesuatu yang baru bersifat pembaharuan, upaya berprestasi dengan cara memperbarui atau menyempurnakan metode, sistem, atau strategi yang ada menjadi lebih sesuai atau relevan dengan perkembangan jaman. Ciri-cirinya antara lain peka terhadap lingkungan, dinamis dan progresif, serta terbuka.

2. Tanggung-jawab

Tanggung jawab merupakan kewajiban yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyelesaikan tugas yang diterimanya dengan sebaik mungkin. Untuk itu bisa dilakukan dengan cara skala prioritas, fokus program dan penjadwalan dan optimalisasi kegiatan secara terpadu.

Seseorang yang bertanggungjawab akan dapat berprestasi dengan baik karena dia telah menyelesaikan kewajibannya dengan baik sesuai yang telah disepakati sebelumnya.

Tanggungjawab tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada masyarakat dan yang paling tinggi pada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Bekerja keras

Orang yang suka bekerja keras disayang Tuhan, kalian tentu ingat “beribadahlah kamu seolah akan mati esok hari dan bekerjalah dengan keras seolah kamu akan hidup 1000 tahun lagi.” Ini berarti setiap orang akan serius dalam mengerjakan sesuatu. Akan mengoptimalkan seluruh daya dan upaya demi tercapainya suatu prestasi diri dengan bekerja keras.

Dalam bekerja keras kalian tidak akan terlepas dari kekuatan ketahanan mental, karena pengembangan diri tidak bisa terlepas dari kekuatan ketahanan mental. Kesuksesan yang tidak disertai dengan ketahanan mental akan menjadi kesuksesan yang rapuh fondasinya.

Untuk itu ketahanan mental harus kita tempa dan kita tanamkan sejak kita mulai perjuangan dengan cara memelihara spirit sebagai manusia pembelajar yang sejati, selalu berdoa, selalu mengucap syukur dan bermeditasi.

4. Memanfaatkan Sumber Daya

Walaupun manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di dunia ini tetapi tidak dapat hidup sendiri, melainkan tetap membutuhkan sumber daya yang ada di sekitarnya. Memanfaatkan sumber daya alam dan bekerjasama dengan manusia lainnya demi tercapainya tujuan.

Setiap individu dituntut untuk menguasai beberapa keterampilan seperti keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan dalam bidang tertentu.

Selain itu sebagai mahluk sosial, manusia juga dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
  1. Kemampuan berkomunikasi
  2. Menjalin hubungan dengan orang lain
  3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
  4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
  5. Memberi atau menerima feedback
  6. Memberi atau menerima kritik
  7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.

Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan dapat berprestasi.

Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skill) yaitu:
  1. Keluarga
  2. Lingkungan
  3. Kepribadian
  4. Rekreasi
  5. Pergaulan dengan lawan jenis
  6. Pendidikan/sekolah
  7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
  8. Lapangan Kerja

Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat tercapainya prestasi diri.

Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek psikososial remaja:

1. Keluarga

Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Jika seorang anak memperoleh kepuasan psikis dalam keluarga, maka akan sangat menentukan bagaimana
dia akan bereaksi terhadap lingkungan.

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak tersebut sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari :
  • kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
  • kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
  • kurang mampu berkomunikasi secara sehat
  • kurang mampu mandiri
  • kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
  • kurang mampu bekerjasama
  • kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis.

Keharmonisan dalam hal ini tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam banyak kasus orangtua sendiri (single parent) terbukti dapat bersifat efektif dalam membantu perkembangan psikososial anak.

Hal yang paling penting diperhatikan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga. Suasana yang mendukung tercapainya prestasi diri.

2. Lingkungan

Anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan sejak dini, meliputi lingkungan fi sik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga).

Selain itu lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (batih/inti dan keluarga besar), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas.

Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara (keluarga inti), atau kakek dan nenek saja (keluarga besar). Dengan melaksanakan kegiatan sejenis anak akan semakin bertambah wawasannya.

3. Kepribadian

Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya.

Untuk itulah amat penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung diremehkan.

Untuk itu, orangtua perlu memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fi sik seperti materi atau penampilan.

Akan tetapi dalam hal tertentu memang tetap harus memperhatikan penampilan, karena sedikit banyak kepribadian seseorang memang kadang dapat dilihat dari penampilan seseorang. Oleh karena orang yang berkepribadian baik biasanya selalu menghargai penampilannya.

4. Rekreasi

Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi. Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat kesegaran baik fi sik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat baru. Akhirnya akan muncul ide dan kreativitas baru.

5. Pergaulan dengan Lawan Jenis

Untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki jenis kelamin yang sama.

Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role behavior (peran perilaku jender) yang menjadi sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun ketika sudah berkeluarga. Tentu saja tetap harus memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

6. Pendidikan

Pada dasarnya sekolah meng-ajarkan berbagai keterampilan kepada anak. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan-keterampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya.

Dalam hal ini peran orangtua adalah menjaga agar keterampilan-keterampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak atau remaja dan dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya.

7. Persahabatan dan Solidaritas Kelompok

Pada masa remaja peran kelompok dan temanteman amatlah besar. Tidak jarang mereka lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain.

Dalam hal ini orangtua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi perkembangan psikososialnya.

8. Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri

Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya) yaitu potensi dirinya, agar mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi se cara wajar dan normatif.

Agar anak dan remaja mudah menyesuaikan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua/pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.

Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang lain/kelompok.

Selain itu anak harus diajarkan sejak dini untuk dapat memilih prioritas tugas-tugas yang harus segera diatasi,  bukan menunda atau mengalihkan perhatian pada tugas yang lain.

Karena itu sejak awal sebaiknya orang tua atau pendidik telah memberikan bekal agar anak dapat memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting melalui pendidikan disiplin, tata tertib dan etika.

Masih banyak cara-cara lain yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri remaja. Kalianpun bebas memilih caracara yang tepat sesuai dengan kebutuhan kalian seharihari.

Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dengan membantu remaja dalam mengembangkan keterampilan sosial berarti kita telah membantu mereka dalam menemukan dirinya sendiri sehingga mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku.

Pada akhirnya mereka sebagai bagian dari generasi muda dapat berperan serta dalam berbagai aktivitas dan berprestasi dengan baik sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.


LihatTutupKomentar