Pengertian Konsumen dan Produsen Terlengkap

Pengertian Konsumen dan Produsen - Berikut ini merupakan pembahasan tentang Pengertian Konsumen dan Produsen, adapun pembahasannya meliputi Pengertian Konsumen, Pengertian Produsen, Pelaku Kegiatan Ekonomi, Teori Nilai Objektif, Teori Nilai Subjektif, Pengertian Produksi, Sektor Produksi, Faktor produksi, Peran konsumen, Peran produsen, Pengertian Konsumsi, Ciri-ciri barang konsumsi, Tujuan kegiatan konsumsi, Manfaat dan Nilai Suatu Barang, Teori Perilaku Konsumen, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi.

Pengertian Konsumen dan Produsen

Pengertian Konsumen

Konsumen adalah pihak yang melakukan kegiatan untuk menghabiskan atau memanfaatkan barang/jasa.

Pelaku Kegiatan Ekonomi

Pelaku kegiatan ekonomi terdiri atas:

  1. Rumah Tangga Konsumen
  2. Rumah Tangga Produksi
  3. Pemerintah
  4. Lembaga keuangan
  5. Masyarakat luar negeri.


Setiap barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan memiliki nilai, baik nilai pakai maupun nilai tukar.

Teori Nilai Objektif

  • Teori nilai objektif di antaranya:

  1. Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock)
  2. Teori Nilai Produksi (Adam Smith)
  3. Teori Nilai Tenaga Kerja (David Ricardo)
  4. Teori Nilai Biaya Produksi (Carey)
  5. Teori Nilai Kerja Rata-Rata (Karl Max).

Teori Nilai Subjektif

  • Teori nilai subjektif di antaranya:

  1. Teori Nilai Kepuasan (Herman Henrich Gossen)
  2. Teori Nilai Austria (Karl Menger)
  3. Teori Nilai Batas (Von Bohm Bawerk).


Pendekatan dalam perilaku konsumen, yaitu pendekatan marginal utility dan pendekatan kurva indiferen.

Pengertian Produksi

Produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang/jasa, dengan tujuan akhir untuk mendapatkan laba dari hasil penjualan produksi.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (Law of diminishing return) seperti yang dikemukakan oleh David Ricardo berlaku setelah terjadi marginal product maksimal.

Produksi dibagi menjadi tiga sektor yaitu:

  1. sektor produksi primer, meliputi bidang ekstraktif dan agraris.
  2. sektor produksi sekunder, meliputi bidang industri dan perdagangan.
  3. sektor produksi tersier, meliputi bidang jasa.

Faktor produksi terdiri atas:

  1. faktor produksi alam,
  2. faktor produksi tenaga kerja,
  3. faktor produksi modal,
  4. faktor produksi pengusaha.


Peningkatan produksi/produktifitas dapat dilakukan dengan cara: Intensifikasi, ekstensitifikasi, dan rasionalisasi

Diagram arus lingkaran kegiatan ekonomi (circulair flow diagram) menunjukkan interaksi antara pasar input (pasar faktor produksi) dan pasar output (pasar hasil produksi), serta sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat luar negeri.

Peran konsumen meliputi:

  1. sebagai pemakai barang,
  2. penyedia produksi,
  3. memperlancar perputaran barang, dan
  4. penerima imbalan jasa atas penggunaan faktor produksi.

Peran produsen meliputi:

  1. sebagai penghasil barang,
  2. pengguna dan pemberi balas jasa atas faktor produksi,
  3. meningkatkan PDB, dan
  4. inovasi-inovasi di bidang produksi.

Konsumsi

Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatubarang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhannya.

Ciri-ciri barang konsumsi

  • Barang konsumsi untuk mempeorlehnya diperlukan pengorbanan (barang ekonomi)
  • Barang konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
  • Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.

Benda atau barang konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut

  • Barang yang habis dalam sekali pemakaian, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
  • Barang yang pemakaiannya berulang-ulang atau dalam waktu relative lama, misalnya pakaian, sepatu dan tas.

Tujuan kegiatan konsumsi

  • Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.
  • Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.
  • Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani

Manfaat dan Nilai Suatu Barang

Barang dan jasa mempunyai nilai guna atau manfaat apabila dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

a. Nilai pakai, yaitu kemampuan suatu barang untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai pakai dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Nilai pakai subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya cangkul bagi petani, gergaji bagi tukang kayu.
  2. Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia, misal : pakaian, rumah, dan sepeda.

b. Nilai tukar, yaitu kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain.
Nilai tukar dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
  1. Nilai tukar subjetif, yaitu nilai tukar suatu barang menurut sudut pandang pemiliknya, misal beras ditukar dengan apel.
  2. Nilai tukar objektif, yaitu nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum berdasarkan barnag itu sendiri, misal sepeda motor dan televise.

Teori Perilaku Konsumen

Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen.

Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya.

Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
  1. Nilai guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
  2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
  3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
  4. Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

1. Pendapatan

Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar.
Rumus antara pendapatan dan konsumsi.

Keterangan :
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan

Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan pendapatan (MPC = Marginal Propencity to Consume) dapat dirumuskan :

Keterangan :
C = Perubahan jumlah konsumsi
Y = Perubahan pendapatan

Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal Propencity to Save) dirumuskan :

Keterangan :
S = Perubahan tabungan
T = Perubahan pendapatan

Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut.

Hubungan pendapat dan konsumsi menurut Engel’s adalah sebagai berikut
“Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan itu digunakan untuk mengonsumsi barang pokok dan semakin meningkat bagian pengeluaran untuk konsumsi barang mental”. Pernyataan ini dikenal dengan istilah Engel’s Low,

2. Harga Barang dan Jasa

Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok.

3. Kebiasaan Konsumen

Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat.

4. Adat Istiadat

Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah.

5. Barang Substitusi

Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.

6. Selera Konsumen

Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional.

a. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.

Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
  1. Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
  2. Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
  3. Kualitas barang terjamin.
  4. Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.


b. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
  1. Membeli barang karena merek terkenal.
  2. Membeli barang karena ada bonusnya.

Baca Juga : Pengertian dan Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik

LihatTutupKomentar