Pengertian & Cara Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif

Pengertian & Cara Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif  - Informasi dapat kalian peroleh melalui berbagai cara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara yang dapat kalian lakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan yaitu melalui kegiatan menyimak dialog interaktif.


Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif

Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon.

Ada pun narasumber yang dipilih adalah orang tahu yang persis tentang informasi yang ingin disampaikan. Selain itu, kalian juga dapat memperoleh informasi dengan bertindak sebagai pihak yang pasif, yaitu mendengarkan dengan saksama suatu kegiatan dialog interaktif yang dilakukan oleh orang lain.

Hal-hal Penting dalam Dialog
Dari kegiatan mendengarkan tersebut kalian dapat mencatat hal-hal penting dan menyimpulkan isi dialog yang kalian dengarkan itu. Sama halnya dengan berita, dalam dialog interaktif kalian juga harus menerapkan prinsip 5W + 1H berikut ini.

What   : apa yang didialogkan
Who     : siapa yang berdialog
when    : kapan dialog dilakukan
where  : di mana dialog dilakukan
why      : mengapa dialog dilakukan
how      : bagaimana hasil dialog tersebut

Mengkritik atau Memuji Berbagai Karya

Mengkritik dapat diartikan sebagai kegiatan mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut.

Akan tetapi, sebuah kritikan oleh orang-orang sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut pujian. Baik kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik atau dipuji.
 Cara Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif Pengertian & Cara Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif
Gambar

Apabila kalian mengkritik atau memuji sebuah karya seni atau produk disertai dengan alasan yang logis, tentunya pencipta seni atau produsen produk tersebut tidak akan tersinggung.

Menganalisis Nilai-nilai Kehidupan dalam Cerpen

Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berwujud prosa. Cerpen ada yang bersifat fiktif dan nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada tokoh utamanya.

Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam bentuk kumpulan yang disebut buku kumpulan cerpen. Akan tetapi, sebelum kalian berlatih menganalisis nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam
satu buku kumpulan cerpen, terlebih dulu kalian harus memahami tentang unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya.

Pada umumnya, unsur intrinsik cerpen meliputi hal-hal berikut ini.
  1. Tema adalah sumber gagasan/ide cerita atau gagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
  2. Alur adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Ada alur maju, alur mundur, dan alur gabung (gabungan dari alur maju dan alur mundur).
  3. Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yakni protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh penentang), dan tritagonis (tokoh ketiga).
  4. Sudut pandang adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat objek karangan.
  5. Latar adalah waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
  6. Amanat adalah pesan moral yang terdapat dalam cerita.

Bila kalian cermati, tokoh-tokoh di dalam cerpen mempunyai sifat dan melakukan aktivitas seperti kehidupan manusia sesungguhnya. Dengan kata lain, cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen tersebut.

Di dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya. Ada pun nilai-nilai tersebut antara lain:
  1. nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
  2. nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
  3. nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa, sopan santun; dan
  4. nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.

Menulis Cerpen berdasarkan Peristiwa Nyata

Menulis cerpen harus banyak berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa oleh pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu. Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh pengarang. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita rekaan.

Cerita dalam cerpen mungkin saja terjadi sebab bahan baku cerpen memang bisa berasal dari kisah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat. Boleh jadi, bahan baku cerpen benar-benar dialami sendiri oleh pengarangnya. Kisah nyata yang benar-benar terjadi itu oleh pengarangnya diolah, yaitu ditambah, dikurangi, digabungkan, diubah nama pelakunya, diganti tempat terjadinya, dan lain-lain.

Akan tetapi, semua bahan baku yang semula benar-benar terjadi itu setelah diolah oleh pengarang dalam bentuk cerpen, menjadi cerita fiksi, cerita khayal, atau cerita rekaan. Jika akan menulis cerpen, yang pertama-tama kalian lakukan adalah mencari dan menentukan tema. Tema cerita tersebar luas di sekeliling kalian, bahkan juga di dalam diri kita.

Apa yang pernah kalian alami, lihat, dengar, rasakan, bayangkan, dan lain-lain dapat kalian pilih menjadi tema cerpen. Tema yang kalian pilih tentu saja tema yang menarik, terutama menarik bagi diri kalian dan kalian perkirakan juga menarik bagi orang lain.

Setelah tema kalian tentukan, tema itu harus kalian rinci lebih dahulu karena tema masih berupa ide pokok. Bila tema langsung dikembangkan menjadi sebuah cerpen, penulisan cerpen masih akan mengalami banyak kesulitan.

Oleh karena itu, tema harus dirinci, dijabarkan lebih lanjut, apa saja yang akan diceritakan. Setelah menjabarkan tema, kita perlu mempertegas peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi dalam cerpen. Peristiwa-peristiwa itu kemudian kalian susun demikian rupa sehingga membentuk plot cerita. Plot atau alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang sambungmenyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat.

Dalam sebuah cerita terdapat berbagai peristiwa. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Rangkaian peristiwa itulah yang membentuk plot atau alur cerita.

Menggunakan Imbuhan -man, -wan, dan -wati

Perhatikan contoh kalimat berimbuhan -man, -wan, dan -wati yang dikutip dari Materi A berikut ini.
  1. Jumpa lagi dengan Gita Paramita di acara dialog interaktif menjadi usahawan sukses.
  2. Ibu Nuraini adalah wirausahawati kopi robusta.
  3. Bapak Sugiyono adalah wirausahawan gula semut.

Dalam kalimat di atas terdapat kata usahawan, wiraswastawan, dan wiraswastawati. Kata-kata tersebut adalah kata-kata yang berimbuhan asing -man, -wan, dan -wati.

 Imbuhan -wan, dan -wati berasal dari bahasa Sanskerta -van dan -vati. Kata-kata berimbuhan -wan dan -wati termasuk kata benda.

Imbuhan -wati merujuk pada perempuan sedangkan imbuhan -wan merujuk pada laki-laki. Imbuhan -man merupakan variasi bentuk/alomorf dari imbuhan -wan. Akan tetapi imbuhan -man penggunaannya tidak produktif. Imbuhan tersebut dapat merujuk pada laki-laki atau perempuan.

Rangkuman

  • Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon.
  • Kritikan sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk saja, sedangkan untukhal-hal yang bagus sering  disebut pujian. Kritikan ataupun pujian hendaknya
    selalu diutarakan dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun.
  • Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dapat diambil dari peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.
  • Langkah-langkah yang dapat kalian lakukan untuk menulis cerpen yaitu menentukan tema, merinci tema, mempertegas peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam cerpen, merangkai peristiwa peristiwa tersebut  membentuk plot atau alur cerita.
  • Imbuhan -man merujuk pada laki-laki atau perempuan. Imbuhan –wan merujuk pada laki-laki. Imbuhan -wati merujuk pada perempuan.

LihatTutupKomentar