Contoh Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra Berbentuk Prosa Fiksi & Puisi Terlengkap

Contoh Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra Berbentuk  Prosa Fiksi & Puisi Terlengkap - Apakah yang dimaksud dengan majas? Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. Adapun berikut ini saya akan menerangkan tentang Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra serta contoh lengkapnya.

Contoh Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra Berbentuk  Contoh Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra Berbentuk  Prosa Fiksi & Puisi Terlengkap

Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra 

Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. Majas terdiri atas: 1). Majas Perbandingan; 2). Majas pertentangan; 3). Majas sindiran; 4). Majas penegasan.

Contoh Penggunaan Majas dalam Karya Sastra Prosa Fiksi

Di bawah ini adalah beberapa contoh penggunaan majas dalam karya sastra seperti pada prosa fiksi.

Contoh 1:

     ..........
     Suara decit spidol berubah menjadi suara ketukan benda logam di meja. Dinda menoleh perlahan, seseorang telah duduk di sampingnya. Rambutnya terurai panjang menutupi sebagian wajahnya, kulit putih bersih .......... terlalu putih seakan tak ada darah yang mengaliri tubuhnya. Dia mengetuk-ngetukan jangka di meja dengan tangan tergenggam seperti posisi menghunus. Pelanpelan dia menengadah wajahnya ke arah Dinda. Sayatan-sayatan silangmenyilang di wajahnya. Matanya hitam seperti sumur tanpa dasar. Bibirnya putih pecah-pecah .......... meringis memperlihatkan giginya yang hitam seperti bongkahan-bongkahan batu gunung. 
 
(Dari: Hantu Bangku Kosong, oleh Ruwi Meita)

Baca Juga : Puisi Baru : Pengertian, Karakteristik dan Ciri-ciri Puisi Baru

Contoh 2 :

     ..........
     Ada senyum dibibirnya. Tapi .......... wajahnya sangat pucat. Pucat seputih  kapas.  Al-quran besar yang kertas jilidnya telah koyak, dia dekap erat.

     ..........
     Sekarang Aki tertawa terbahak-bahak. ‘Anak ini persis bapaknya, keras kepala,’ pikir Aki.

     ..........
     Ani duduk di ranjang reyot di kamar kenangan saat Aki minggat menari-nari kembali. Ani mengusap-usap sebuah kotak yang terbungkus kertas kado rapi.
 
(Dari: Kado Cantik buat Aki, oleh Tina Rakhmatin)

Contoh 3:

     Di dalam berbaring seorang wanita berwajah sangat cekung dan berkulit pucat. Tubuhnya ditutupi selimut dari dada ke bawah. Hanya tangannya yang di luar selimut. Dan .......... ya Allah! Zahra ternganga. Seperti wajahnya, tangan itu tinggal tulang berbungkus kulit. Penderitaan yang amat sangat tampak jelas di wajahnya.
 
(Dari: Kemilau Intan Nayla, oleh Tina Rakhmatin)

Baca Juga : Musikalisasi Puisi: Pengertian, Manfaat, Cara, dan Contoh Musikalisasi Puisi

     ..........
      Malam bagai remaja putri mengurai rambutnya yang legam. Lelaki itu melewati bayang-bayang pepohonan ketapang yang merimbun di sepanjang halaman. Jarak ke selatan cahya bulan merenta menyapu pepohonan tua.
 
(Dari: Malam Putih, oleh Korrie Layun Rampan)

     ..........
     Jiwaku bagaikan kuda yang berlari menembus malam, makin kencang derapnya, makin cepat menjelang fajar.
..........
 
(Dari: Kata-kata Mutiara Sang Guru, oleh Khahlil Gibran)

     Di luar sana, dibalik hutan, dusun-dusun memeras  keringat membanting tulang. Tetapi agar tidak terganggu oleh siapapun, semua jalan yang menuju telaga ditutup. Kesenangan memancing dan berburu itu hanya teruntuk mereka saja. Di sana-sini tampak bekas-bekas perkemahan api unggun yang dicoba dinyalakan orang lain, tetapi mereka mematikannya dan mengusir orang lain itu.
 
(Dari: Telaga Segden, oleh Alexander Solzhenitsyn)

Baca Juga : Cara Memusikalisasi Puisi dengan Baik dan Benar

Contoh Penggunaan Majas pada Karya Sastra Berbentuk Puisi

Beberapa contoh penggunaan majas pada karya sastra berbentuk puisi.

Contoh 1: Majas Perumpamaan 

 Blues untuk Bonnie
 ......
 mengepulkan asap rokok kelabu,
 seperti tungku-tungku yang menjengkelkan.
 ........
 maka dalam blingsatan
 ia bertingkah bagai goril a.
 ........
 Bagai ikan hitam
 Ia menggelepar dalam jala.
 ........
 Bagai batu lumutan
 Wajahnya kotor, basah dan tua.

 Maka waktu bagaikan air bah
 Melanda sukmanya yang lelah.
   
 (Oleh: W.S. Rendra)

Contoh 2: Majas Metafora

 Afrika Selatan

 Tapi kulitku hitam
 Dan sorga bukan tempatku berdiam
 Bumi hitam
 Iblis hitam
 Dosa hitam
 Karena itu:
 Aku bumi lata
 Aku iblis laknat
 Aku dosa melekat
 Aku sampah di tengah jalan.

 (Oleh : Subagjo Sasrowardojo)

Baca Juga : Contoh Puisi Baru dan Unsur Intrinsik Puisi Baru

Contoh 3. Majas Allegori

Teratai 
Kepada Ki hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Serodja kembang gemilang mulia

Teruslah, o Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau pun turut menjaga Zaman.
   
(Oleh : Sanusi Pane)

Contoh 4: Majas Personifikasi

Anak Molek V

Malas dan malu nyala pelita
Seperti meratap mencucuri mata
Seisi kamar berduka cita
Seperti takut gentar berkata
   
(Oleh : Rustam

Baca Juga : Pengertian Puisi Baru, Karakteristik dan Jenis-jenisnya

Contoh 5: Majas Metonimia

Ibu Kota Senja 
.........
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
.........
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Di bawah bayangan samar istana kejang
O, kota kekasih setelah senja

(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar)

     Klakson dan lonceng, dapat menggantikan orang-orang atau partaipartai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan mengganti Sungai Ciliwung. Istana mengganti kaum kaya yang memiliki rumahrumah seperti istana. Kota kekasih adalah Jakarta.

Baca Juga : Pengertian Puisi Baru, Ciri-ciri dan Unsur Intrinsiknya

Conoh 6: Majas Sinekdoki : Totum Pro parte dan Pars pro toto

Kepada Si Miskin

Terasa aneh dan aneh
Sepasang-sepasang mata memandangku
Menimpakan dosa
Terus terderitakah pandang begini?
 
(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar)

Kujelajahi bumi dan alis kekasih
 
(Oleh : Sitor Situmorang)

Bumi itu totum pro parte, sedang alis kekasih itu pars pro toto.

Kupanjat dinding dan hati wanita
 
(Oleh : Ajip Rosidi)

Keduanya itu adalah pars pro toto.

Baca Juga : Puisi Baru : Pengertian, Karakteristik dan Ciri-ciri Puisi Baru

Contoh 7: Majas Pleonasme

Dalam Gelombang

Alun bergulung naik meninggi,
Turun melembah jauh ke bawah
Lidah ombak menyerak buih
Surut kembali di air gemuruh

Kami mengalun di samudra-Mu
Bersorak gembira tinggi membukit
Sedih mengaduh jatuh ke bawah
Silih berganti tiada berhenti

Di dalam suka di dalam duka
Waktu bahagia waktu merana
Masa tertawa, masa kecewa
Kami berbuai dalam nafasmu,
Tiada kuasa tiada berdaya
Turun naik dalam ‘rama-Mu.
 
(Oleh: St. Takdir Alisjahbana)

Baca Juga : Puisi Lama : Ciri-ciri, dan Langkah-langkah Menulis Puisi Lama

Contoh 8: Majas Paralel

Segala, segala

Ani, ya Aniku, Ani
Mengapa kamas engkau tinggalkan ?
Lengang sepi rasanya rumah
Lapang meruang tiada tentu

Buka lemari pakaian berkata,
Di tempat tidur engkau berbaring
Di atas kursi engkau duduk
Pergi  ke dapur engkau sibuk

Segala kulihat segala membayang
Segala kupegang segala mengenang

Sekalian ruang rasa mengingat,
Sebanyak itu cita melenyap.

Pilu pedih menyayat di kalbu,
Pelbagai rasa datang merusak.
 
(Oleh : St. Takdir Alisjahbana.)

Baca Juga : Contoh Puisi Lama Terlengkap

Contoh 9: Majas Hiperbola

Kepada Peminta-minta

Baik-baik aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku

Jangan lagi kau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga

Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau meradang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah
.........................
   
(Oleh: Chairil Anwar)

Baca Juga : Puisi Lama : Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenis-jenis Puisi Lama

Contoh 10: Majas Paradoks

 Kepada orang Mati

 Kalau aku kau maaan, karena maaf itu baik
 Kau tak pernah mengerti dirimu
 Kalau kau kumaaan, karena maaf itu baik
 Kau tak mengerti dirimu

 Begitu banyak maaf buat begitu banyak dosa
 Begitu banyak dosa buat bagitu banyak maaf
 Hanyakah tersedia buat daerah mati
 Tanpa hawa, tanpa kemauan baik?

 Tapi kau tak kumaaan juga, sangat sayang
 Tanpa mengerti diriku
 Tanpa mengerti dirimu
 Sedang aku tak mau mati muda sekarang.
   
(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar)

Baca Juga : Pengertian, Jenis-jenis, dan Contoh Puisi Lama

Contoh 11: Majas Ironi

 Coctail Party

 Meluruskan kain-kain dahulu
 Meletakkan lekat sanggul rapi
 Lembut ikal rambut di dahi
 Pertarungan dapat dimulai

 Berlomba dengan waktu
 Dengan kebosanan apalagi
  Pertaruhan ilusi

 Seutas benang dalam raufan
 Amuk badai antara insan

 Taufan? ah, siapa
 Yang masih peduli
 Tertawa kecil, menggigit jari adalah
  Perasaan yang dikebiri

 Kedahsyatan hanya untuk dewa-dewa
 Tapi deru api unggun atas
  Tanah tandus kering 

 Angin liar cambukan halilintar
 Perempuan seram yang kuhadapi
 Dengan garis alis dan cemooh tajam
  Tertawa lantang

 Aku terjebak, gelas anggur di tangan
 Tersenyum sabar pengecut menyamar
  Ruang menggema

 Dengan gumam hormat, sapa menyapa
 Dengan mengibas pelangi perempuan
 Itu pergi, hadirin mengagumi
................................................

(Oleh : T. Heraty)

Demikianlah pembahasan tentang Contoh Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra Berbentuk Prosa Fiksi & Puisi. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan acuan dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Terima kasih

Baca Juga : Pengertian Majas, Macam-macam Majas & Contoh-contoh Majas Terlengkap

Sumber : Bahasa Indonesia 3 Untuk SMK/MAK Semua Program Kejuruan Kelas XII
LihatTutupKomentar