Pengertian Puisi, Cara Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat

Pengertian Puisi, Cara Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat - Berikut ini merupakan pembahasan tentang Cara Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat. Adapun pembahasannya meliputi Pengertian Lafal, Pengertian  Nada, Pengertian Tekanan, Pengertian  Intonasi, Pengertian Jeda, Contoh Puisi.

Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat

Membacakan puisi merupakan kegiatan membaca indah. Untuk itu, pembaca harus memperhatikan empat hal, yaitu lafal, tekanan, intonasi, dan jeda. Hal tersebut dimaksudkan agar isi puisinya dapat terekspresikan dengan jelas. Dengan demikian, pendengar bisa memahami maksud penyairnya dengan baik.

Lafal

Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa saat mengucapkan bunyi bahasa. 
Adapun yang maksud dengan bunyi bahasa, antara lain, [a], [c], [f], [h], [u], dan sebagainya. Pelafalan seseorang dalam berbahasa sering kali berbeda dengan orang lainnya. Berdasarkan pelafalannya itu pula, Anda dapat mengetahui asal daerah seseorang karena memang beberapa kelompok masyarakat memiliki warna pelafalan yang khas. Misalnya, orang Aceh dalam melafalkan bunyi [e], berbeda dengan yang di ucapkan oleh orang sunda. Begitu pun dengan orang Jawa dalam mengucapkan bunyi [d] berbeda dengan orang Makasar.

Meskipun demikian, terlepas dari mana asal daerah Anda, dalam melafalkan suatu bunyi bahasa haruslah jelas, Bunyi-bunyi itu tidak boleh tertukar dengan bunyi-bunyi bahasa lainnya. Misalnya, bunyi [p] dengan [b], [k] dengan [h], atau [o] dengan [u].

Untuk melatih ketepatan dalam melafalkan bunyi bahasa, Anda harus melakikan vokal, misalnya mengucapkan bunyi-bunyi vokal atau konsonan secara cepat dan bervariasi.

Tekanan

Tekanan (nada) adalah keras-lunaknya pengucapan suatu kata . Tekanan berfungsi untuk memberikan tekanan khusus pada kata-kata tertentu. 

Kata yang ingin ditonjolkan pesannya perlu dibacakan dengan keras dibandingkan dengan kata lainnya.Tinggi-rendahnya tekanan dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian lainnya yang tidak penting.

Contoh:

  • Pada bulan Juni banyak terjadi hujan (bukan pada April ataupun bulan lainnya).
  • Pada bulan Juni banyak terjadi hujan (bukan sedikit dan bukan jarang).
  • Pada bulan Juni banyak terjadi hujan. (bukan longsor ataupun peristiwa alam lainnya).

Perhatikan bait puisi berikut.

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu


Untuk menentukan kata yang perlu mendapat penekanan dalam bait puisi di atas, terlebih dahulu Anda perlu memahami maksud baitnya secara keseluruhan.

Anda dapat memperkirakan sendiri, yang penting, maksud dari kata-kata itu dapat tersampai dengan jelas kepada para pendengar.

Misalnya, kata yang perlu mendapat tekanan keras adalah tak ada, bulan Juni, rintik, dan pohon. Dengan demikian, Anda perlu menggarisbawahi kata-kata itu sehingga Anda dapat membedakannya ketika puisi itu dibacakan.

Contoh:

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni 

dirahasiakannya rintik rindunya 

kepada pohon berbunga itu 


Intonasi

Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda, yakni kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru.
Penggunaan intonasi dalam puisi sangat penting agar pembacaannya tidak menonton sehingga pendengar pun lebih tertarik. Intonasi juga berguna dalam memperjelas dan membedakan maksud/pesan dari setiap larik.

Untuk itu, sebelum Anda membacakannya, Anda perlu menandai, misalnya dengan garis yang menanjak atau menurun.

Dengan demikian, Ada akan mudah dalam membedakan intonasi dari setiap larik ketika puisi itu Anda bacakan.


Jeda

Jeda adalah hentian arus unjaran dalam pembacaan puisi yang ditentukan oleh peralihan larik. Jeda berpengaruh pada jelas-tidaknya maksud suatu kata atau larik. 
Dalam penggunaannya, jeda panjang. Jeda pendek digunakan antarkata dalam suatu larik. Jeda sedang digunakan pada bagian-bagian larik yang bertanda koma dan antarfrase, sedangkan jeda panjang digunakan pada pergantian larik.

Contoh :

tak ada/ yang lebih arif/ /

dari hujan /bulan juni/ /

dibiarkannya /yang tak terucapkan/ /

diserap/ akar pohon/ bunga itu/ /

Contoh Puisi

Bacalah puisi berikut dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan, intonasi, mimik, dan gestur yang tepat!

DOA
(Kepada Pemeluk Teguh)
Karya: Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

LihatTutupKomentar